Kuliah, buat apa!?


Kuliah, buat apa!?
oleh: Hizba Muhammad Abror
“Alarm jam delapan pagi karena jam sepuluh kau isi absensi”-Hindia
Entah apa yang merasuki isi kepala dan hati para kawan-kawan mahasiswa. Bangun pagi setelah larut begadang dengan segala ‘kesibukannya’. Ada yang berjalan kaki, sepeda, motor, bahkan mobil(bagi yang ‘mampu’) menuju gerbang kampus yang sudah terbuka sejak jam enam pagi. Pemandangan yang menyejukkan.
Seiring kendaraan yang melintas ada pertanyaan yang terlintas. “untuk apa sebenarnya saya kuliah?”. Sembari menyeruput kopi hangat di Motekar, satu per satu ku-list apa yang kudapat selama ini di FAI(Fakultas Agama Islam). Pengetahuan? Seingatku, semua itu hilang tepat setelah nilai terpampang di laman KRS online. Ilmu agama? Juga demikian. Akhlak? Apalagi yang ini. Gak mungkin. Haha.~
Tak terasa sudah satu jam kuhabiskan waktu dengan pikiran yang masih berkelindan.
Di lobby(tempat nunggu dosen) kulihat para mahasiswa berambut klimis dan para mahasiswi yang anggun berkerudung warna-warni. Siap untuk masuk kelas duduk berjejer menunggu dosen(yang kadang telat dan itu menjengkelkan).
Hari pertama kuliah dimulai, tawar menawar kontrak belajar, pembagian kelompok, sampai pengantar mata kuliah yang tak kutahu apa untungnya buatku. Masuk kelas sekedar mengisi absensi menghitung-hitung berapa kali kemungkinan aku bisa bolos di semester ini dengan melihat akumulasi persentase penilaian dosen. Masih bertanya-tanya. kuliah untuk apa?.
Hai para pembaca, yang membaca tulisan ini. Semoga kalian mendapatkan jawabannya.
Jika kita asumsikan bahwa kuliah di FAI tidak memberikan apa-apa.
Lalu untuk apa kita terus bertahan? Jika absensi masih bisa dititip dan ujian masih bisa mencontek. Untuk apa bangkit dari posisi terenak(rebahan)? Jika pengetahuan tidak mengalami perkembangan.
Jika dengan kuliah kita ingin memperkaya pengetahuan.
Apakah dosen, makalah, dan presentasi sudah cukup? Dosen yang kadang gak hadir kadang telat, makalah yang ‘asal jadi’, serta presentasi yang hanya menjadi pembacaan materi di hadapan dosen dan kelas. Ku kira itu mustahil. Wkwk.~
Tulisan bukan untuk mengkritik, bukan juga memberi solusi, apalagi memberi harapan.~
Hanya sekedar pertanyaan yang dijabarkan dengan humor receh ala hizba.
1.      Kuliah, untuk apa?
2.      Kuliah, apa yang kau cari?
Saya sarankan sembari mencari jawaban
kau ikut SILAM, KEPOIS, dan terlebih MUHADHARAH.~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips-Tips Membaca Buku ala Saung Hizba

Menutup 2020; Ekspektasi, Resolusi, dan Involusi

Saung ini Akan Ditutup