Mas Alung, S.E.; “Belajar 3,5 tahun, semua ditutup dengan presentasi 10 menit”
Sepertinya sudah saatnya saya mengenalkan teman saya yang satu ini lewat blog kaleng-kaleng saya. Tujuannya tak lain biar kawan-kawan saunghizba mengenal beliau. Apa manfaatnya? Silakan cari sendiri di tulisan ini. Saya sendiri nggak bisa begitu mejamin manfaat dari tulisan ini; bahkan untuk saya sendiri.
Awal bertemu beliau saat kami sedang berada dalam suatu
pelatihan dasar di IMM. Biasa kami sebut DAD (darul arwam dasar) tahun 2018. Jujur,
saya sendiri tak begitu takjub dengan beliau kala pertama kali kami bertemu. Aktif
sebagaimana biasanya peserta pelatihan, kadang malas-malasan, tapi selalu ada
gumamannya yang membuat pecah suasana. Dan satu lagi, orangnya tenang tidak
grasa-grusu seperti saya yang sedang menulis ini.
Di tahun setelahnya ternyata beliau terpilih menjadi
Presiden di FIES (Forum Intelektual Ekonomi Syari’ah) bermula dari sana kami
sering berdiskusi apapun itu. Terutama dalam dunia per-debat-an duniawi, beliau
salah satu atlet debat andalan di FIES. Sebagaimana biasanya atlet debat;
logical fallacy sudah menjadi makanan yang mungkin membuatnya bosan.
Dan kemarin tepat pada tanggal 1 Ramadhan 1442, beliau sudah
“officially S.E”. Beberapa sebelum itu ia membalas status saya, “lusa aku
pendadaran, datang. Bawa jaket IMM. Setelah itu kita makan siang”. Kegembiraan seketika
menyeruak dalam hati sembari berbisik pada perut yang sudah tak sabar di
traktir. Tepat setelah itu saya memeriksa jadwal. Ternyata, hari itu hari
pertama kita puasa. Makan siang hanya menjadi angan-angan. Kampret.
Hari pendadaran pun datang, dan saya tetap hadir sembari
mengabadikan momen telah diluluskannya seorang sarjana ekonomi syari’ah yang
mem-falsifikasi-kan ekonomi Syariah itu sendiri. Memang mas Alung selalu ada
aka untuk nakal. Sesampainya saya disana. Dua foro Bersama saya rasa cukup
untuk diabadikan dan yang satu lagi untuk di upload di story tak lupa beriring
Tag “selamat mas Alung”.
Yang menarik pada saat itu ialah gumamannya “belajar 3,5
tahun, ditutup dengan 10 menit presentasi” sontak saya pun memikirkan apa yang
beliau maksud. Masa perkuliahan bertahun-tahun lamanya, yang dinanti hanya presentasi
berdurasi 10 menit. Betapa ngenes-nya bagi kita yang mendamba gelar sarjana
dengan aneka ragam kisah didalamnya. Dan semua itu jatuh pada plot-twist anti
klimaks “presentasi 10 menit”.~
Diskusi tentang “presentasi 10 menit” dilanjutkan via chat. Saya
mengirimkan gambar rak buku berisi puluhan buku dengan caption "Semua isi
di rak ini, ditutup dalam 10mnt." -Mas Alung, S.E. ia menjawab dengan
kata-kata yang paling ngena, “Haha, oleh karenanya saya bersyukur IMM dan FIES
menghargai semua isi rak saya itu”.
Selamat menempuh hidup baru, mas Alung, S.E.
Lanjutkan “presentasi 10 menit”-nya hehe….
Wkwkmw. Mantull
BalasHapus