Pengharapan
Pengharapan
oleh: Hizba M.A
“Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang
paling pahit ialah berharap kepada manusia.” -Ali bin Abi Thalib
Satu hal yang sangat dibenci oleh setiap manusia ialah kecewa.
Segala hal yang berujung pada kekecawa menjadi hal yang ditakuti sekaligus
dibenci. Kekecewaan merupakan resiko terburuk yang berada di penghujung
perjalanan kehidupan seseorang yang terkadang mmpu membuat seseorang jatuh
dalam keterpurukan.
Usaha yang diperjuangkan sia-sia seakan tak bernilai. Segala asa,
rasa dan karsa terbang terbawa oleh angin. Angan dan ingin tak lagi hadir dalam
pikir. Bagaikan bencana yang tidak masuk dalam daftar rencana. Sakit, perih,
dan pelik bahkan ada dari mereka yang gila karena kecewa.
Pada dasarnya semua kekecewaan itu berawal dari sebuah pengharapan.
Harapan akan hadirnya kesempurnaan.
Manusia dengan segala ketidaksempurnaannya membuat mereka terpaksa
untuk berharap agar kebutuhan terpenuhi dan keinginan terwujudkan. Membuat
perencanaan agar terhindar dari kegagalan. Mengerahkan seluruh kemampuan,
melakukan berbagai usaha sebagai upaya agar semua berjalan sesuai yang
diharapkan. Karena apapun kemungkinan baik itu buruk maupun baik tetaplah
kemungkinan yang memungkinkan untuk terjadi.
Ekspektasi yang terkadang tak sejalan dengan realita. Harapan yang
tak sesuai dengan kenyataan. Membuat impian manusia berakhir pada kekecewaan.
Pengharapan selalu mensyaratkan kesempuraan. Tidak ada satupun yang
berharap untuk tidak sempurna msekipun ada yang berkata “saya tidak berharap
banyak” pada akhirnya keterbatasan
manusia untuk mengetahui apa yang akan terjadi menjadikan manusia sebagai
makhluk yang perlu untuk berharap.
Kendati demikian, manusia haruslah berharap karena harapan ialah
manifestasi dari pikiran dan nafsu manusia untuk menjadi ahsani taqwiim.
Sebab sebuah pengharapan terkadang jatuh pada kekecewaan ialah
ketika seseorang berharap kepada sesuatu yang jauh dari kesempurnaan yaitu
manusia. Pengharapan yang hakikatnya menginginkan kesempurnaan itu haruslah
digantungkan kepada Ia yang Maha Sempurna sehingga harapan tidak pernah jatuh
pada kekecewaan.
Sekali lagi penulis tegaskan pada pembaca. Tidaklah salah bagi
manusia untuk mereka berharap pada sesamanya akan tetapi harapan terbesar tidaklah
pantas tersanding bagi makhluk yang tak sempurna melainkan hanya pantas disandingkan untuk Ia yang Maha Sempurna. Allah.
Apalagi berharap pada penulis ini.~
@basabasi_UMY
29/02/20
Komentar
Posting Komentar